“Ibu Pertiwi memanggil, siap maju jalan”
(Jawaban Pangsar Jenderal Sudirman ketika Belanda melancarkan agresinya yang pertama).
“ Kemerdekaan yang telah dimiliki dan dipertahankan jangan sekali-kali dilepaskan dan diserahkan kepada siapapun yang akan menjajah dan menindas kita”
(Pesan Pangsar ketika Belanda melancarkan agresinya yang pertama).
“…kamu bukanlah tentara sewaan, tetapi prajurit yang berideologi yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan suatu Negara yang didirikan di atas timbunan reruntuhan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dihapuskan oleh manusia siapapun juga…”
(Amanat Jenderal Sudirman untuk menghibur dan menabahkan hati para tentara yang hijrah ke luar daerah “garis van Mook”, di Borobudur).
“Saya tidak mau tetap dalam kota. Buat saya yang penting adalah anak-anak buah saya. Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan gerilya dengan sekuat tenaga seluruh prajurit”
(Jawaban Pangsar Sudirman kepada Presiden Soekarno ketika menerima instruksi untuk tetap tinggal di kota).
“Rungokno kandaku ya ngger, marga arep tak tinggal lunga. Kang prihatin nanging gembira ngupakara manungsa lara”
(“Dengarkan perkataanku anakku! Sebab akan saya tinggal pergi. Biar prihatin, tapi gembira. Dalam merawat orang sakit”, Nasehat Pangsar Jenderal Sudirman kepada putra-putrinya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar